Locoshop.co.id – Harga telur ayam ras di Jakarta jelang libur natal dan tahun baru (Nataru) rata-rata tembus Rp 30.000 per kilogram. Bahkan tak sedikit pedagang yang menjual dengan harga lebih tinggi mencapai Rp 35.000 per kilogram.
Terkait itu, sejumlah peternak telur ayam ras yang terdiri dari Pinsar Petelur Nasional (PPN), Pinsar Indonesia (PI), PPRN, Koperasi Pinsar Petelur Nasional, Koperasi Peternak Petelur Lampung, Koperasi Kendal, Koperasi Putra Blitar dan Koperasi Srikandi Blitar yang tergabung dalam Rumah Bersama sepakat membantu pemerintah menstabilkan harga telur di wilayah Jakarta. Adapun harga telur yang telah disepakati, yaitu sebesar Rp 27.500 per kilogram.
Perwakilan asosiasi menjelaskan, seharusnya Rp 25.800 per kilogram tetapi karena dikirim ke Jakarta, ada biaya angkut Rp 1.200 dan eggtray kertas atau wadah telur Rp 500, maka dipatok harga Rp 27.500 per kilogram.
“Kami mempunyai kesepakatan bahwa para peternak, khususnya yang menjual telur di Jakarta secara partai akan menjual harga telur maksimal Rp 27.500 per kilogram,” ujar Yudianto dalam konferensi pers secara daring, dikutip Jumat (2/12).
Ia menjelaskan, soal kesepakatan ini sudah asosiasi informasikan kepada seluruh peternak sehingga dengan begitu kenaikan harga jelang Nataru bisa diredam.
Meski begitu, ia mengakui bahwa harga yang ditetapkan melebihi dari Harga Acuan Pembelian (HAP). Sebab, menurut HAP yang ditetapkan pemerintah per kilogram telur ayam dibanderol Rp 22-24 ribu di peternak.
Namun, pihaknya menilai harga yang dipatok Rp 27.500 per kilogram dinilai realistis karena telah menghitung dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), situasi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina hingga keuntungan bagi peternak.
Asosiasi juga memastikan, harga acuan yang ditetapkan peternak ini hanya akan berlaku sepanjang Nataru.
“Kami sudah pertimbangkan, mengingat peternak kecil yang juga mungkin dari biayanya yang tidak rendah karena ada selisih biaya, itu kami sudah perhitungkan,” jelasnya.
Selain itu, asosiasi juga telah menyediakan sebanyak 45 truk telur berkapasitas 5 ton dengan harga Rp 27.500 per kilogram untuk meredam harga.
Hal itu dilakukan untuk mengatasi adanya peternak yang mungkin masih belum tersosialisasi dengan kesepakatan ini. Sementara untuk harga di konsumen pihaknya meminta pemerintah turut serta dalam hal pengawasan.
“Sehingga perlu adanya pengawasan dari pihak Pemerintah agar tidak terjadi lonjakan harga di konsumen,” tandasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Sumber: www.jawapos.com