Kiat Sehat Atasi Problematika Kesehatan Lansia dari Gizi Hingga Psikis

Locoshop.co.id – Orang awam seringkali menilai lansia seolah kembali lagi seperti anak-anak dengan segala problematika kesehatan yang dihadapi mereka. Seiring bertambahnya usia, lansia juga mengalami penurunan fungsi organ. Tak sedikit pula mereka yang sudah mengalami penyakit komorbid seperti jantung, diabetes, dan hipertensi. Apalagi lansia umumnya merasa rendah diri karena kesepian akibat anggota keluarga yang lain terlalu sibuk.

Masalah kompleks yang dialami lansia ini, membuat mereka tak cukup pergi ke satu dokter saat berobat. Lansia harus ditangani oleh tim ahli multidisiplin para dokter, salah satunya berupa klinik geriatri atau sebuah fasilitas kesehatan yang komprehensif untuk melayani kesehatan lansia dari mulai Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Saraf, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dokter Anestesi (pain clinic) serta Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.

Salah satu masalah yang dialami lansia dari sisi kebutuhan gizi misalnya, lansia mengalami susah makan atau penurunan selera makan. Kesulitan makan itu bisa disebabkan berbagai faktor dari mulai gigi mereka yang sudah mulai tanggal, pencernaannya bermasalah, hingga berbagai pantangan karena adanya penyakit yang menyertainya.

“Masalah lansia itu biasanya susah makan ya. Ada lansia terlihat secara fisik sehat, tapi dengan problematika penyakit. Ada juga yang mungkin harus dirawat atau terbaring ya. Makanan itu kan mendasar yang harus dipenuhi keluarga. Soal rasa, nafsu makan, masalah psikis juga memengaruhi. Apakah ada gizi yang harus ditingkatkan, jumlah cukup apa enggak. Kita juga harus pikirkan jalur makannya,” tegas Dokter Spesialis Gizi Klinik RSU Bunda, Jakarta, dr. Marya Haryono, Sp.GK kepada wartawan baru-baru ini di klinik geriatri.

Ia menegaskan masalah makan pada lansia juga sangat kompleks. Misalnya dipengaruhi oleh suasana hatinya atau psikisnya.

“Ada gangguan saluran cerna, menelan juga jadi masalah, atau jadi satu kesatuan.

Pada prinsipnya tanpa gejala apapun tetap harus sehat periksakan kondisi kesehatannya. Memang dampaknya, lansia rata-rata kekurangan gizi makronutrien dan mikronutrien. Maka keluarga bisa menyiasatinya dengan menambah sensasi rasa pada masakan dengan menambah bumbu misalnya,” kata dr. Marya.

Keluhan Lain Pada Lansia

Direktur Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta dr. Amir Hamigu, mengatakan tingginya keluhan-keluhan pasien lansia harus terintegrasi, tak bisa ditangani satu persatu. Misalnya lansia datang dengan keluhan penyakit komorbid, plus nyeri, hingga tak nafsu makan, serta merasa kesepian karena anak dan cucunya bekerja. Itu semua keluhan yang tak bisa ditangani oleh satu dokter spesialis saja.

“Mengacu kepada definisi WHO, lansia adalah pasien minimal 60 tahun. Usia itu dikelompokkan geriatri,” jelasnya.

Ketika pasien datang ke klinik geriatri, maka dokter akan melakukan asesmen awal atau skrinning awal. Dokter akan melakukan skoring apa saja keluhan lansia.

“Penyakit lain selain keluhan umum, ada pula depresi. Misalnya penyakitnya tak kunjung sembuh, minum obat terus jadi tak semangat. Maka itu ranahnya psikiater untuk mengobati,” jelasnya.

Tujuannya adalah lansia harus tetap produktif di masa senja. Kualitas hidup harus mendukung mereka untuk tetap berdaya dan mandiri.

“Kehidupan sosialnya harus bagus. Misalnya pengajian, olahraga, kumpul sama teman-teman. Kualitas hidupnya bagus di usia senja,” ungkapnya.

Apa Itu Geriatri?

Geriatri sendiri merupakan cabang ilmu dari gerontologi, yakni kedokteran yang mempelajari kesehatan pada usia lanjut dalam berbagai aspek, yakni promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan berobat ke klinik geriatri lansia memiliki tim dokter spesialis serta fasilitas yang lengkap dan memadai untuk pelayanan pasien lansia (geriatri) agar semua dilakukan secara terintegrasi (one stop services), dimana pasien dapat melakukan registrasi, konsultasi dokter, hingga pengambilan sampel laboratorium di satu tempat sehingga memudahkan pasien plus layanan home care services.

Editor : Kuswandi

Reporter : Marieska Harya Virdhani



Sumber: www.jawapos.com

Related posts