Perbankan Manfaatkan Momen Kebangkitan Industri Pariwisata

Perbankan Manfaatkan Momen Kebangkitan Industri Pariwisata

Locoshop.co.id – Industri pariwisata akhirnya mengalami kebangkitan setelah pandemi. Perbankan pun mencoba memanfaatkan momen tersebut. Penyedia jasa finansial itu merasa bahwa travel bisa meningkatkan kinerja kartu kredit.

Regional Head Bank Mega Surabaya Theresia Sandhora Alfoncia, mengatakan, momen kebangkitan bisnis travel ikut mendorong kinerja pendidikan. Terutama, produk kartu kredit. Pasalnya, pemesanan tiket, hotel, dan paket wisata biasanya dilakukan dengan kartu kredit.

Read More

Selain itu, dia juga menggunakan kesempatan ini untuk memberikan diskon loyalitas. Menurutnya, hal tersebut bisa meningkatkan akuisisi pemegang kartu kredit dan nasabah prioritas baru.

’’Di wilayah Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara, pemegang kartu kredit kami mencapai 200 ribu. Dengan program ini, kami harap jumlahnya bisa meningkat tiga persen,’’ ungkapnya Mega Travel Fair di Surabaya Kamis (20/10).

CCPL Partnership & Acquiring Head Bank Mega Riri Er Shinta Walad menambahkan, transaksi terkait wisata dalam layanan kartu kredit sendiri mencapai sekitar 10-20 persen. Menurutnya, kontribusi sektor tersebut berada di ranking tiga besar. Karena itu, pihaknya memilih untuk terus kembali melanjutkan tradisi pameran wisata yang sempat terhenti selama pandemi.

Pada kesempatan yang sama, Area Manager Antavaya Teddy mengatakan, kinerja biro perjalanan mulai kembali bergerak dalam tiga bulan terakhir. Hal tersebut karena sektor outbound yang kembali bangkit dengan terbukanya negara destinasi.

’’Salah satunya, Jepang yang baru saja membuka pintu untuk wisatawan asing. Destinasi ini salah satu favorit bagi turis Indonesia,’’ ungkapnya dalam pembukaan.

Saat ini, kinerjanya sudah tumbuh 60 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, kondisi tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan kinerja wisata pada 2019 alias pra pandemi. Jika dibandingkan dengan masa kejayaan industri wisata, recovery rate industri wisata masih sekitar 35 persen saja.

Namun, dia yakin bahwa tren iindustri wisata masih akan positif hingga tahun depan. Meski ada ancaman resesi, dia mengaku bahwa keinginan plesir masyarakat Indonesia tak akan terganggu. Apalagi, untuk wisata religi seperti umroh plus wisata ke negara sekitarnya.

’’Seharusnya, tahun depan kita bisa menyamai kinerja 2019,’’ ungkapnya.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : Salsabil A’dn



Sumber: www.jawapos.com

Related posts