Locoshop.co.id – Pemerintah berupaya untuk melakukan hilirisasi industri. Tujuannya, bisa meminimalisasi impor barang jadi. Untuk itu, setiap sektor ekonomi diminta mengoptimalkan industrinya, termasuk di bidang Information and Communication Technology (ICT).
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyebut, sektor ICT merupakan salah satu penyumbang angka impor komponen yang signifikan di Indonesia, khususnya untuk perangkat akses internet. “Makanya APJII sangat mendukung Hilirisasi industri,” ujar Arif kepada Locoshop.co.id, Rabu (16/11).
Muhammad Arif mengatakan, APJII sebagai asosiasi di bidang teknologi informasi dan menghimpun para penyelenggara konektivitas, sangat mendukung strategi besar Indonesia sebagaimana yang dikatakan Presiden Jokowi.
Menurut Arif, hilirisasi industri di sektor ICT dengan cara membangun industri elektronika. Sehingga, Indonesia dapat menyuplai kebutuhannya dan masuk ke dalam global supply chain dengan barang produksi dalam negeri. Namun, jika masih memerlukan dukungan pengetahuan dan teknologi, Indonesia dapat menjalin kerja sama local-global dalam industri manufacturing elektronika.
Selain hilirisasi industri, kata Arif, APJII juga menyoroti isu ekonomi hijau dan digitalisasi. Ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan (EBT). Jika green economy itu dikembangkan, maka sangat menjadi harapan bagi penyelenggara jasa internet di Indonesia.
Selama ini permasalahan ketersediaan listrik menjadi salah satu kendala dalam pembangunan infrastruktur konektivitas internet di Indonesia. APJII berharap ke depannya infrastruktur internet dapat menggunakan EBT, seiring rencana pemerintah melakukan penguatan industri baterai listrik nasional.
Pada isu digitalisasi, Arif memastikan APJII sangat mendukung strategi besar digitalisasi UMKM onboar di platform digital. Penyelenggara jasa internet yang bernaung di dalam APJII tidak hanya berfokus pada penetrasi. APJII juga mengedukasi masyarakat maupun pelaku usaha UMKM agar keberadaan internet semakin memberikan manfaat dan mendukung peningkatan kualitas hidup dan perekonomian mereka.
Sebelumnya, pada penutupan B20 Summit Indonesia 2022 yang berlangsung di Bali, Presiden Jokowi menegaskan tiga strategi besar Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terjadi saat ini. Yaitu mulai dari pandemi; perang; hingga krisis pangan, energi, dan ekonomi.
Strategi besar pertama, yaitu hilirisasi industri. Presiden menyampaikan, pemerintah Indonesia mulai menghentikan ekspor bahan mentah sehingga mendatangkan nilai tambah. Hilirisasi industri meningkatkan pendapatan negara hingga menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Strategi kedua, berkaitan dengan ekonomi hijau. Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar. Ada potensi 434 ribu megawatt baik dari hydropower, geothermal, solar panel, baik dari angin dan tidal wave.
“Inilah kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia, membawa investasi dan teknologi. Karena memerlukan uang yang tidak sedikit untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di indonesia,” jelas Jokowi
Presiden mengatakan Indonesia telah menyiapkan 30 ribu hektar lahan di Kalimantan Utara untuk green industrial park yang nantinya akan didatangi berbondong-bondong investor untuk membangun produk-produk hijau dari Indonesia. Di dekat kawasan tersebut terdapat Sungai Kayan yang bisa memproduksi energi bersih atau energi hijau sebesar 13 ribu megawatt berupaya hydro-power.
Strategi ketiga, berkaitan dengan digitalisasi. Presiden berpesan, pelaku usaha besar agar membantu dan membesarkan UMKM. Pelaku UMKM jangan sampai tertinggal karena kemajuan teknologi.
Saat ini Pemerintah sudah mendorong pengusaha kecil dan mikro untuk masuk ke digital platfom. Progresnya sudah 19 juta dari 64 juta usaha mikro dan kecil masuk ke platform-platform digital. “Target kita nanti di tahun 2024, sudah mencapai di atas 30 juta. Artinya yang kecil-kecil jangan ditinggal,” ujar wali kota Solo dua periode itu.
Sumber: www.jawapos.com